Teknologi Masuk, Akal Sehat Mundur? Ini Fakta di Balik Layar Kehidupan Modern

Setiap pagi, kita bangun bukan karena ayam berkokok, tapi karena alarm dari ponsel. Belum sempat cuci muka, notifikasi sudah antre minta perhatian. Ini bukan sekadar rutinitas baru, ini adalah tanda bahwa teknologi telah mengambil alih panggung utama kehidupan kita.

Teknologi memang banyak menolong. Mau makan? Ada aplikasi. Mau ke mana-mana? Tinggal pesan ojek online. Mau kerja? Bisa dari rumah, tanpa perlu pakai sepatu. Semua jadi lebih cepat, lebih mudah, lebih efisien. Tapi… ada harga yang harus dibayar.

Kita makin jarang ngobrol tatap muka. Makin banyak waktu habis buat scroll hal yang nggak penting. Anak kecil lebih kenal YouTuber daripada tetangga sebelah. Bahkan, banyak dari kita jadi gelisah kalau ponsel tertinggal, padahal cuma ke warung.

Ini bukan tentang anti-teknologi. Ini tentang menjaga akal sehat di tengah banjir digital. Supaya kita tetap bisa hidup, bukan cuma aktif secara online. Supaya kita ingat bahwa dunia nyata masih punya banyak hal yang nggak bisa diklik.

Teknologi seharusnya jadi pelengkap hidup, bukan pengganti kehidupan itu sendiri. Dan kadang, kita butuh mundur selangkah untuk tahu, apakah kita masih memegang kendali—atau sudah terseret arus yang kita buat sendiri.

Tertarik dengan topik seperti ini?
Klik di sini untuk cek produk dan artikel lainnya!

(Red.)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *